Tuesday, November 18, 2014

Delapan Kebajikan dari Samurai (Norma Bushido)

delapan kebajikan dari samurai (Norma Bushido)
Sejarah Singkat dari Samurai

Kata samurai aslinya berarti "orang yang melayani," dan disebut pria kelahiran mulia yang ditugaskan untuk menjaga anggota Mahkamah Imperial. Etika pelayanan ini melahirkan akar samurai bangsawan, baik sosial dan spiritual. Seiring waktu, kaum bangsawan mengalami kesulitan mempertahankan kontrol pemerintah terpusat, dan mulai melakukan outsourcing untuk militer, administrasi, dan pengumpulan pajak bea. Mahkamah Imperial tumbuh semakin lemah dan gubernur di daerah tumbuh lebih kuat. Akhirnya beberapa berevolusi dan memerintah wilayah tertentu secara independen terpisah dari pemerintah pusat.  


Pada 1185 Minamoto no Yoritomo, seorang panglima perang dari provinsi-provinsi wilayah timur yang masih memiliki garis keturunan kerajaan kembali ke keluarga kekaisaran dan mendirikan pemerintah militer pertama dan Jepang memasuki masa feodal nya (1185-1867). Negara Jepang pada dasarnya di bawah kekuasaan militer selama hampir 700 tahun. Tapi stabilitas awal Minamoto gagal membawa perdamaian abadi di Jepang. Rezim lain datang dan pergi, dan pada 1467 pemerintah militer nasional runtuh, membuat Jepang masuk ke dalam kekacauan. Jaman ini terkenal "Age of Wars", abad berdarah perselisihan antara panglima perang lokal yang berjuang untuk melindungi domain mereka dan bersekongkol untuk menaklukkan para pesaing. Samurai adalah istilah untuk menandakan adanya pejabat bersenjata milik pemerintah, petugas penjaga perdamaian, dan tentara profesional. Singkatnya, hampir semua orang yang membawa pedang, siap dan mempunyai kekuatan mematikan. yang terbaik dari samurai adalah prajurit yang sangat setia pada tuannya dan memiliki  norma tidak tertulis yang sekarang lebih dikenal sebagai Bushido (biasanya diterjemahkan sebagai "Sila ksatria" atau "Jalan Warrior"). Baik atau jahat, samurai muncul sebagai tokoh sentral warna-warni sejarah Jepang.

Berikut adalah Bushido, Delapan Kebajikan yang dianut oleh Samurai :

I. Kejujuran atau Keadilan

Bushido tidak hanya mengacu pada kejujuran bela diri, tetapi untuk kejujuran pribadi, kejujuran atau Justice, adalah kebajikan terkuat Bushido. Seorang samurai terkenal mendefinisikan seperti ini, 'kejujuran adalah kekuatan seseorang untuk memutuskan tindakan sesuai dengan alasan, tanpa bimbang, mati ketika mati benar, untuk menyerang kapan harus menyerang tepat.

II. Keberanian

 
Bushido membedakan antara berani dan keberanian: Keberanian yang dihitung di antara kebajikan hanya jika itu dilakukan di jalan Kebenaran dan kejujuran. Keberanian adalah melakukan apa yang benar.

III. Kebajikan atau Rahmat
 

Cinta, kemurahan hati, kasih sayang bagi orang lain, simpati dan kasihan, adalah ciri-ciri dari Kebajikan, atribut tertinggi jiwa manusia. Kedua Konfusius dan Mencius sering mengatakan kebutuhan tertinggi dari penguasa laki-laki adalah Kebajikan.

IV. Kesopanan

Membedakan antara merendahkan diri dan kesopanan bisa sulit bagi pengunjung biasa ke Jepang, tapi untuk seorang pria sejati, kesopanan berakar pada kebajikan. Kesopanan dan perilaku yang baik telah diketahui oleh setiap wisatawan asing sebagai ciri khas masyarakat Jepang. Kesopanan menjadi ekspresi dari hal yang baik hati untuk orang lain, hal ini menjadikan hal yang buruk, jika itu hanya termotivasi oleh rasa takut menyinggung orang lain. 


V. Kejujuran dan Ketulusan

Percaya bahwa laki-laki harus mengejar uang untuk menjadi kaya adalah menghambat kebijaksanaan. Jadi generasi muda samurai yang memiliki kwalitas yang tinggi, dibesarkan untuk percaya bahwa berbicara tentang uang menunjukkan rasa miskin, dan bahwa ketidaktahuan nilai kekayaan menunjukkan pemuliaan yang baik. Bushido mendorong penghematan, bukan karena alasan ekonomis. Mewah dianggap ancaman terbesar bagi kedewasaan, dan kesederhanaan bagi seorang samurai.

VI. Kehormatan

Meskipun Bushido berkaitan dengan profesi keprajuritan, adalah sama pentingnya dengan perilaku non-militer. Rasa Hormat, kesadaran tentang martabat pribadi harus dimiliki oleh seorang samurai. Ia lahir dan dibesarkan untuk menghargai tugas dan hak istimewa dari profesinya.

VII. Loyalitas

 
Loyalitas ke atasan adalah kebajikan yang paling khas dari era feodal. Kesetiaan pribadi ada di antara segala macam manusia. Sekelompok pencopet mungkin bersumpah setia kepada pemimpinnya, tapi hanya dalam Kehormatan tidak Kesetiaan.

VIII. Karakter dan Self-Control

 
Bushido mengajarkan bahwa manusia harus berperilaku sesuai dengan standar moral yang mutlak, apa yang benar adalah benar, dan apa yang salah itu salah. Perbedaan antara baik dan buruk dan antara benar dan salah adalah jelas, bukan perdebatan atau pembenaran, dan seorang pria harus tahu bedanya. Akhirnya, kewajiban pria untuk mengajarkan anak-anaknya standar moral melalui model perilaku sendiri. Tujuan pertama pendidikan samurai adalah untuk membangun karakter.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Delapan Kebajikan dari Samurai (Norma Bushido)

0 comments:

Post a Comment